kemenangan Malaysia melawan Indonesia ketika final sukan sea baru-baru ini megundang banyak pertanyaan mengapa Indonesia selalu kalah kepada Malaysia di pentas final dalam pertandingan kebelakangan ini.
setelah mencari sebab dan menganalisis puncanya, kami terjumpa satu artikel yang ditulis oleh warga Indonesia menyatakan mengapa mereka selalu kalah. jika anda membaca artikel ini, pasti anda juga bersetuju dengan apa yang diperkatakan beliau.
"Sepulang dari kantor kemarin,
saya menyaksikan suatu fenomena yang luar biasa, trotoar-trotoar jalan
penuh oleh kendaraan bermotor yang diparkir. Si empunya motor asyik nglesot di
lesehan pinggir jalan yang dipasang layar tancap. Cafe-cafe penuh dan
jalanan lenggang, Garuda muda akan melawan Harimau Malaya. Pertandingan
sarat emosi, dendam kesumat dan kebencian. Teriakan-teriakan Malingsia
dan Ganyang Malaysia bergema. Warna merah mendominasi pandangan mata,
di udara sangat terasa hawa keoptimisan bercampur kebencian pada negeri
Jiran. Inilah final impian dimana mayoritas masyarakat Indonesia sangat
ingin melihat pasukan Garuda Muda menjungkalkan Harimau Malaya
.
Pertandingan pun berlangsung, decak kagum bergumam melihat
kecepatan para pemain garuda muda khususnya para pemain-pemain dari
pulau Papua. Dan gol cepat pun terjadi, suasana menjadi riuh rendah,
teriakan gol bergaung, rasa puas merasuk ke jiwa penonton. Lalu
penantian gol kedua pun bergelora, detik demi detik, menit demi menit
tapi gol kedua yang ditunggu tak kunjung datang, malah pasukan Harimau
Malaysia mampu menyamakan kedudukan.
Serangan dari tuan rumah tak
berhenti, umpatan dan cacian silih berganti menemani pertandingan.
Wasit, hakim garis, pemain, pelatih lawan tak lepas dari hinaan dan
umpatan. Hingga beberapa gol yang diciptakan tak mendapat pengesahan
makin tinggi tensi permainan makin gemes penonton.
Pertandingan normal berakhir, perpanjangan waktu, dan akhirnya adu
Tos-tos an dilakukan. Disinilah mental diuji dan Garuda Muda terbukti
belum mampu menunjukkan mental juara. Malaysia pulang ke kandang mereka
dengan kepala tegak, kalungan medali Sea Games yang dirindukan oleh
warga Indonesia selama 20 tahun dibawa ke Kuala Lumpur.
Ada apa sebenarnya? Kenapa Indonesia selalu kalah dengan Malaysia di
partai puncak? Banyak yang beranalisis tentang masalah teknis seperti
teknik, team work, mental dan lain-lain. Tapi saya mencoba menganalisis
dengan cara lain. Kenapa Indonesia tidak bisa mengalahkan Malaysia di
GBK? Jawabannya adalah karena motivasi Indonesia untuk menang adalah
motivasi kebencian dan dendam. Seperti diketahui benci dan dendam
adalah dua energi yang sangat NEGATIF. Maka begitu berkumpul di stadion
yang penuh dengan aura kebencian dan dendam energi negatif itu
terakumulasi besar sekali.
Dan percaya atau tidak energi negatif itu
akan menular ke dalam lapangan. Dan permainan pun kacau sekali,
ditambah seluruh stadion yang menyumpah serapah i negara
lawan. Maka doa yang didasari oleh energi negatif tidak akan sampai dan
diterima oleh Tuhan. Justru doa penonton Malaysia yang datang ke GBK
dikabulkan. Kenapa? Karena mereka termasuk orang-orang yang
teraniaya,sebagai tamu mereka bukannya dihormati tetapi malah
disumpah-serapah. Padahal mereka belum tentu salah, maka saat mereka
berdoa meminta kemenangan, dengan cepat Tuhan mengabulkan. Doa
orang-orang teraniaya lebih makbul.
Oleh karena itu marilah kita luruskan niat, saat pertandingan
olahraga tidak perlu membawa kepentingan politik dan membawa kebencian
di lapangan. Bertandinglah untuk menghibur, untuk mencapai prestasi
karena ingin mengharumkan nama bangsa tanpa menginjak martabat bangsa
lain. Bukankah seorang pemenang sejati itu adalah mereka yang “Menang
tanpa kesombongan dan kalah tanpa banyak alasan”. (22/11/11)
Artikel ini ditulis di http://olahraga.kompasiana.com/bola/2011/11/22/timnas-tolong-hilangkan-kebencian-dan-dendam/.
Bagaimana Pula Pandangan Anda?